Kembali lagi, malam ini aku kehilangan tidurku, lagi. Karena aku tahu bahwa Tuhan punya banyak cara kepada rindu untuk tidak meletakkannya begitu saja, diwajah lelap pejam matamu. Rindu itu hanya ingin ditemani, dinikmati. Tentangmu sampai pada alam mimpi ~
Tuhan apa ini terlalu memaksa? Apa ini sudah mencapai puncak dimana aku sudah tak ingin berlama-lama terbelenggu dengan rasa ini? Aku harap begitu, aku tidak ingin terus-terusan memaksa perasaanku, terlebih lagi aku tak ingin menghalangi doanya dengan doaku.
Berkali-kali aku meyakinkan diri ini untuk terlepas darinya, namun didalam hati kecilku selalu terbesit namanya. Jujur aku lelah tuhan:( 12 tahun! Aku pikir, aku terlalu pandai dalam menyimpan rasa. Sampai-sampai aku tersakiti dengan kepandaian itu sendiri. Sempat terbesit dalam pikiranku, apakah dia masih memiliki rasa yang sama sepertiku, rasa yang sama seperti 12 tahun yang lalu? Mungkin sebagian orang menganggapnya itu hanya sekedar cinta monyet, aku dulunya berfikir seperti itu, tapi entah mengapa dirinya selalu membuatku terus-terusan menuliskan aksara yang entah kemana arah dan tujuannya.
Dalam khayalku selalu berfikir, Andai ia membaca tulisan yang tak bermakna ini, akankah kisah ini berakhir seperti yang tertulis dinovel-novel? Sayangnya ia tak pernah tertarik dengan segala hal semacam ini, bahkan sangat jauh dari karakternya.
24 juni 2024/00.56